Tanggal publikasi: 2017-03-23 15:40:41
Penjualan semen nasional tahun ini diperkirakan akan bertumbuh 4-5% didukung oleh pembangunan infrastrukur dan realisasi program amnesti pajak. Kami perkirakan permintaan semen domestik baru akan meningkat pada semester II tahun ini seiring dengan penundaan proyek infrastruktur dan belum agresifnya pertumbuhan properti. Dalam dua bulan pertama tahun ini Asosiasi Semen Indonesia (ASI) melaporkan bahwa volume penjualan semen sebesar 4.5 juta ton, turun 12.2% (MoM) atau naik tipis 0.2% (YoY).
Kapasitas semen domestik pada tahun 2017 ini diperkirakan sebesar 106.3 juta ton per tahun. Dengan distribusi semen nasional terbesar yaitu berada di Jawa Barat sebesar 27%, Sumatera 20%, Jawa timur dan Jawa tengah yang masing-masing 15%. Terdapat 16 perusahaan semen yang berkontribusi dalam penyediaan kapasitas domestik. Tiga kontribusi semen terbesar yaitu, PT Semen Indonesia, PT Indocement , dan PT Holcim Indonesia. Kapasitas produksi tahun ini diperkirakan sebesar 74 juta ton dengan pertumbuhan domestik sebesar 5% dan utilisasi domestik 70%.
SMGR memperluas fokus pemasaran dari domestik ke regional untuk menghadapi tingginya supply semen dalam negeri. Hal ini sejalan dengan bertambahnya produksi di Indarung dan Rembang. Strategi tersebut dilakukan untuk menjamin volume panjualan perseroan supaya tetap tinggi, sehingga utilitas fasilitas produksi juga tinggi. Sehingga penjualan SMGR tidak lagi begantung pada pasar dalam negeri.
Laba SMGR tahun 2016 tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 4.52 triliun. Pendapatan SMGR turun 3% menjadi Rp 26.13 triliun dari Rp 26.94 triliun pada 2015. Stagnannya konsumsi semen nasional, mebuat volume penjualan SMGR juga ikut mengalami penurunan. Volume penjualan SMGR pada tahun 2016 turun 0.6% menjadi 26.281.653 ton dari sebelumnya 26.450.732. Padahal tahun 2015 volume penjualan SMGR meningkat 0.4%. Kami perkirakan volume penjualan SMGR tahun ini tidak akan jauh berbeda, dengan asp yang masih rendah.
Kami perkirakan tahun ini penjualan SMGR akan meningkat sebesar 2.2% menjadi Rp 26.70 triliun, dimana kontribusi penjualan domestik dan ekspor masing-masing akan meningkat sebesar 0.88% dan 3%. Berdasarkan perhitungan menggunakan DCF, kami rekomedasikan BUY untuk SMGR dengan nilai wajar sebesar Rp 9,500 dimana mencerminkan PE17 sebesar 12.21 dan memiliki potential upside sebesar 9.36%. Nilai tersebut juga sudah mempertimbangkan margin of safety sebesar 5%. Beberapa risiko yang harus diwaspadai diantaranya 1. Depresiasi nilai tukar 2. Regulasi pemerintah terhadap intervensi produksi semen 3. Meningkatnya harga bahan baku.
Informasi & Pemberitahuan
Berita & Kegiatan
Top
Butuh bantuan? Hubungi kami
Copyright © 2018 PT. OSO Securities. All Right Reserved